KABUPATEN BEKASI, LS -
Warga Kampung Cabang Dua, Desa Lenggah Sari, Kecamatan Cabang Bungin,
Kabupaten Bekasi dihebohkan dengan adanya Fenomena "Penampakan Bola Api"
yang melayang- layang di udara pada Kamis Malam (23/03/2023).pukul 19:
37 00.Wib.
Fenomena
menghebohkan yang di saksikan banyak warga setempat tersebut sontak
membuat para warga berteriak menyebut nama 'Allah" mengingat hal
tersebut terjadi pada bulan Ramadhan.
Beberapa warga yang sempat melihat dan mengabadikannya dengan video melalui Handphone seraya mengucapkan "Ada penampakan ..ada penampakan," katanya, satunya mengatakan," Enggak aneh Cabang Dua mah enggak aneh, Cabang Dua tea," katanya seraya tertawa dan bertanya ketemannya," Kealingan Pohon Kelapa, ya Lung?," tanyanya pada temannya."Ilang itu Wa, eh belon-belon," ungkap mereka seraya menikmati fenomena pertunjukan "Penampakan Bola Api" tersebut, yang menurut penilaian warga setempat diduga kuat adalah sejenis Teluh atau Tenung. pada Kamis Malam (23/03/2023).pukul 19: 37 00.Wib.
Sementara di wilayah yang sama namun lokasi berbeda, sejumlah warga yang juga turut menyaksikan dan mendokumentasikan melalui handphone berteriak," Hoi Busyet ini bahaya..bahaya Cabang Dua..Cabang Dua bahaya woii," katanya setengah berteriak.
Lanjutnya," Ya Allah , woii nyumput dimana ini, Laillahailallah, keliling bae anjiir, Astaughfirullahualadzim..yo tutun-turun-turun," tandas mereka setengah berteriak seraya menujuk kearah Bola Api dan memastikan turunnya Bola Api tersebut.
Dikatakan oleh salah satu warga berinisial W.50th saat di konfirmasi Awak Media terkait peristiwa tersebut mengatakan. "Betul bang, merah menyalah diatas pohon kelapa seperti bola Api kaya teluh. takut saya melihat nya," Singkat W. Saat Dihubungi Via WhatsApp. pada Kamis Malam (23/03/2023)..
"Terasa merinding bulu kuduk saya.Entah dari mana asal bola Api Itu. Setelah kami perhatikan beramai-ramai. Selang Beberapa menit menghilang tidak terlihat lagi," tutupnya.
Fenomena Bola Api Dapat Mematikan
Sementara,
Eyang Slamet selaku praktisi supranatural yang memiliki berjuta
pengalaman dan telah banyak mengenyam asam garam dunia metafisika serta
sepak terjangnya dalam penanganan dan penanggulangan urusan persoalan
berbau mistik. Angkat bicara.dan membenarkan terkait adanya 'Fenomena
Bola Api"
"Memang
benar, bilamana orang di waktu belajar juga ingin mengetahui bahwa dia
punya kemampuan, bisa juga dia mempunyai tujuan yang tidak baik, nah
contohnya seperti guna-guna nah itu bisa mematikan bilamana tepat pada
tujuannya yang di tuju," katanya pada Awak Media, Sabtu (25/03/2023)
malam, di kediamannya di bilangan Rawa Kalong, Rw 021, Desa Setia Mekar,
Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Ditegaskan kembali bahwa Fenomena Bola Api tersebut adalah benar, dan sejauh mana tingkat keganasannya.
"Benar, keganasannya itu biosa menimbulkan kematian bilamana yang di tuju dan tersiksa orang itu," tegasnya.
Disinggung
, apakah hal tersebut dapat juga terjadi mengingat kejadian tersebut
ada pada bulan Suci Ramadhan.Dan kemungkinan hanya tipu muslihat atau
bohong-bohongan.
"Ah
itu benar itu, masalahnya kenapa..bilamana ada seseorang sakit hati,
memang waktunya yang tepat di tuju mau puasa, mau hari apapun , itu
tetap dia akan tiba kalau sudah waktunya, jadi tidak ada waktu yang
membatasi baik itu ramadhan maupun bukan bulan ramadhan," ungkap ahli
matafisika jebolan Padepokan Bandi Ghozali tersebut.
Lanjutnya,"
Fenomena itu bisa terjadi, masalahnya kenapa, bila seseorang mengalami
sakit hati, bisa saja hal tersebut dilakukan kalau tepat pada sasarannya
bisa menimbulkan kematian, dan ilmi tersebut juga bisa di gunakan pada
saat bulan ramadhan, itu bisa dan tidak ada halangan,"tandasnya.
Ditanyakan 'Fenomena Bola Api" tersebut masuk dalam kategory ilmu apa dan apakah menyertakan golongan Jin didalam kegiatan itu.
"Itu
ilmu hitam yang terpaksa di gunakan...dan itu golongan Jin, yang di
pergunakan orang itu..suruhan untuk melakukan sesuai keinginan dari
orang sakit hati tersebut," terangnya.
Menurut
penilaian Eyang Slamet, bahwa "Fenomena Bola Api" tersebut dapat
mematikan. Bilamana seseorang yang merasa sakit hati tersebut membeli
dengan tujuan untuk membunuh namun bila tujuannya lebih kuat
pertahanannya dan berbalik, maka yang menyuruh atau yang melakukan
pekerjaan itulah yang mengalami kematian.
"Bisa
juga kalau yang ngebeli enggak kuat dia punya kekuatan, bisa juga dia
berbalik mati dan ini masuk dalam ilmu pukulan jarak jauh, itu ilmu
hitam,"tutur pria 68 tahun tersebut.
Ditanyakan tentang ilmu tersebut berasal darimana, Eyang Slamet menjelaskan.
"Kebanyakan
ini dari Jawa Timur, kebanyakan permainan-permainan seperti Bola Api
ini, Lombok nah itu lebih serem dia, Bali apalagi. Kalau di lombok itu
setiap bulan-bulan tertentu itu perang antara sesama punya pegangan, nah
itu dia mengetes kemampuan," terangnya.
Ditanyakan kembali tentang 'Fenomena Bola Api" Cabang Dua di bulan Ramadhan ini.
"Kalau
inikan bisa juga mencoba dia punya kemampuan, bisa juga punya tujuan
maksud tertentu, kalau yang di video tersebut terlihat masih ngambang
jadi terlihat masih seperti tahap belajar ini, seharusnya langsung jatuh
pada tempat yang di tuju,"jelasnya.
"Atau
bisa juga dia, karena banyak orang melihat. Dia buat jatuh agak sulit,
masalahnya kenapa...kalau dia dilihat banyak orangkan akhirnya lama-lama
menghilang...jadi engga jadi. Memang seharusnya tidak terlihat baru
akan jadi yang di tuju," tutur Eyang.
Dirinya
juga menegaskan bahwa "Fenomena Bola Api" tersebut tidak berdampak bagi
masyarakat yang melihat peristiwa itu. Justru terlihat oleh masyarakat
menjadikan "Fenomena Bola Api" tersebut tidak dapat bekerja maksimal.
"Itukan
permainan orang yang melakukan terhadap orang yang dituju, dikarenakan
masyarakat banyak melihat itu, jadi engga jadi..ngambang dan engga ada
dampak buat masyarakat yang melihat dan kalau yang ngambang seperti itu
juga masih dalam tahap belajar," pungkas Eyang Slamet.
Kendati demikian mengenai masyarakat yang membutuhkan pertolongan dan bantuan menyangkut persoalan yang berkaitan dengan hal tersebut maupun hal lainnya, Eyang Slamet menyatakan Siap untuk memberikan bantuan dan pertolongan bila di butuhkan.
Sebagaimana diketahui umum bahwa di wilayah Kabupaten Bekasi masih ada beberapa wilayah tabu untuk diperbincangkan yang memang cukup di kenal dan diduga sebagai lokasi tempat dimana adanya penggunaan Teluh, Tenung maupun Santet berhimpun dan disinyalir salah satunya adalah wilayah Cabang Dua, Desa Lenggah Sari, Kecamatan Cabang Bungin.
(Hasan/Jg) LS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar